About Me

Palembang- Baturaja, Indonsia, Indonesia
aq harus bisa berubah lebih baik n makin dewasa sebab ada pepatah yang mengatakan hari ini harus lebih baik dari kemarin begitu juga besok harus lebih baik darisekarang agar kamu tidak menjadi orang yang merugi, n juga aq tak pernah putus asa dalam menggapai cita2 ku, pokok nye pantang mundur deh maju terus, ok coy,,,,,,,, hai semuanya mari kita budayakan e-learning
copyright :yusufinside@gmail.com

Kalender


Portalnya Keluarga Bahagia
RSS

Korupsi Berjamaah

Jakarta - Betapa indahnya suasana shalat berjamaah. Lihatlah masjid-masjid yang dipenuhi dengan jamaah. Terutama di awal-awal bulan Ramadan seperti sekarang ini. Namun, tidak semua jamaah itu bagus.

Setidaknya ada istilah "korupsi berjamaah" yang begitu membudaya sejak zaman orba. Istilah "korupsi berjamaah" sebenarnya untuk menggambarkan hasil korupsi yang acapkali tidak dimakan sendiri oleh sang koruptor.

Ada kebiasaan di negeri ini. Uang korupsi tidak pernah seluruhnya dimakan sendiri oleh koruptor. Uang korupsi itu sengaja dibagi-bagi kepada orang banyak agar sama-sama menikmatinya. Si koruptor "membagi dosa" kepada orang-orang di sekitarnya.

Caranya beragam. Bisa membagi-bagikan kepada sesama pegawai. Bisa juga membagi uang itu kepada panitia pembangunan tempat ibadah, membantu korban gempa, lembaga amal, atau pengurus partai politik. Atau bila sedang musim kampanye, bisa saja ikut menggelontorkan dana kampanye. Siapa tahu kelak berimbas positif pada dirinya.

Kebiasaan itu membuat koruptor bagai 'sang penyelamat' bagi banyak orang.
Seolah-olah koruptor ikut mengatasi pengangguran. Koruptor membuat para fakir miskin bisa makan lebih banyak dari biasanya. Koruptor ikut mengurangi pusing para politisi lantaran bingung mencari dana kampanye.

Begitu pun mereka yang memperoleh jatah uang korupsi itu tidak pernah menyadari kenikmatan itu sebagai hasil korupsi. Orang-orang hanya tahu 'sang penyelamat' adalah dermawan. Begitu 'sang penyelamat' ditayangkan televisi dengan tuduhan korupsi, atau dimuat surat kabar, mereka seolah tak percaya.

Bagi si koruptor bagi-bagi uang korupsi merupakan salah satu trik untuk meringankan perasaan bersalah. Kalau uang korupsi dimakan sendirian, perasaan bersalah ditanggung seluruhnya.

Beginilah watak "korupsi berjamaah". Kalau mau memberantas korupsi sampai akar-akarnya, maka jangan hanya "imam" yang diseret ke pengadilan. Para "jamaah" juga patut diperiksa. "Jamaah" bukan berarti pegawai atau orang orang selevel.

Bisa saja "jamaah" itu menyentuh nama-nama keramat yang tergolong elite pemerintah atau elite politik.

Barangkali untuk memberi gambaran jelas soal ini kita bisa tengok kembali kasus korupsi di Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Dalam sebuah Refleksi Joglosemar menyatakan kasus ini menggelinding ibarat bola liar.

Begitu tersangka korupsi mantan Menteri DKP Rokhmin Dahuri bersuara, maka bola liar itu membentur beberapa nama yang selama ini dicitrakan punya rekam jejak bagus. Suara Rokhmin itu juga yang meyakinkan kita bahwa "korupsi berjamaah" berlaku di departemen itu.

Kebanyakan koruptor memilih bungkam. Tetapi, Rokhmin lain. Ia berani berterus terang uang hasil korupsi dinikmati ramai-ramai dan tidak tanggung-tanggung yakni para tokoh yang bertarung memperebutkan kursi presiden. Gara-gara Rokhmin pula khalayak jadi tahu bahwa calon-calon pemimpin di negeri ini lebih suka berteriak, "Berantas korupsi!", "Selamatkan rakyat!", atau "Penjarakan koruptor!", tetapi mereka tidak pandai keluar dari lingkaran permainan "“korupsi bejamaah".

Mereka terlibat dalam permainan "berbagi dosa" para koruptor. Dalih mereka, "Saya blank", "Tidak ada nama itu dalam tim sukses", "Ada orang menyumbang ya diterima."

Rokhmin hanya bagian kecil dari koruptor yang mau bersuara. Ia agaknya
beranggapan, jangan yang lain sekedar menikmati uang korupsinya. Tetapi, juga musti ikut bertanggung jawab.

Rokhmin punya keberanian dibandingkan para koruptor lainnya. Kalau saja para koruptor lain punya keberanian serupa, bisa jadi "nama-nama suci" yang kita puja-puji selama ini akan terseret permainan korupsi tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Petani 'Dikibuli' Presiden

Jakarta - Petani dikibuli. 'Benih kopong' dibilang varietas unggul. Celakanya yang 'ngibul' itu tidak hanya 'orang dekat presiden', tapi juga melibatkan orang nomor satu di republik ini. Inilah 'main-main' yang mempertaruhkan perut jutaan orang.

Para petinggi negeri ini memang suka 'bermain-main'. Apa saja 'dimainkan'. Celakanya, cara memainkannya dengan gaya 'main-main'. Akibatnya, permainan itu menelan korban yang tak terkira. Bisa jadi jutaan orang kehilangan pendapatan. Dan mungkin sampai jutaan orang pula kehilangan nafkah karena gagal panen.

Yang terkuak baru di Grabag, Purworejo, Jawa Tengah. Para petani yang jadi 'mainan' itu semula dibuat mabuk. Mereka 'teler' berat akibat janji muluk-muluk. Benih padi itu sekali tanam bisa panen tiga kali. Yang dihasilkan berlipat-lipat. Gabah hingga 15 ton!

Janji menggiurkan itu makin membuat ngiler saja. Sebab kemunculan benih itu masih ditambah dengan promosi spektakuler. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut dilibatkan. Melakukan panen raya 'padi impian' yang diberi label Super Toy HL-2 itu.

Keterlibatan presiden ini bukan tanpa alasan. Itu karena di belakang benih padi yang disebut varietas unggul itu terdapat orang dekat SBY. Dia adalah Heru Lelono. Malah bisa jadi, akibat 'kedekatan' itu pula, benih padi yang belum bersertifikat itu berhasil lolos ke pasaran.

Petani jadi korban bukan hanya ini kali. Sejak zaman kolonial hingga tiga orde nasib petani memang tetap belum berubah. Di zaman Belanda ada tanam paksa. Orde Lama dimainkan tengkulak. Orde Baru dikadali institusi buatan pemerintah melalui Depkop, Deptan, Bulog, dan Koperasi Unit Desa (KUD). Dan di Orde Reformasi, pakai motto benih hibrida dan varietas-varietas yang disebut unggul.

Petani memang obyek penderita. Secara jumlah mereka mayoritas. Tersebar di hampir desa. Itu bisa dipahami, karena negeri ini masih terbilang agraris. Agraris yang unik. Soalnya tetap tak kunjung mampu memenuhi quota yang dibutuhkan. Dan segala pernik kebutuhan para petaninya tak kunjung dibenahi maksimal.

Sebut saja, irigasi yang selalu mendatangkan masalah. Sarana produksi (saprotan), utamanya pupuk sering mahal dan langka. Jaringan, distribusi serta institusi yang menangani, ruwet dalam operasional. Dan soal benih? Ini yang terus-terusan jadi ajang 'bisnis fee dan upeti'. Jadi jangan heran jika sudah ratusan tahun bergelut lumpur, nasib petani semakin terpuruk. Bertani bukan untung tapi justru buntung.

Telah banyak organisasi yang mengatasnamakan petani. Tapi semuanya mandul. Itu karena pengurus organisasi ini terbanyak bukan petani. Kalaulah ada yang petani, mereka tergolong petani mapan. Petani yang tidak bisa disebut petani, karena tinggal ongkang-ongkang saja, duit sudah berdatangan.

Organisasi petani itu 'ompong'. Organisasi ini hanya semacam simbol, bahwa para petani sudah berorganisasi dan terwakili. Padahal dalam banyak kasus, justru organisasi ini digunakan sebagai corong untuk 'mendelet' berbagai persoalan yang mendera petani. Jadi jangan kaget jika petani terus jadi bulan-bulanan produsen benih, produsen pupuk, dan oknum-oknum aparat yang rakus 'uang haram'.

Bagaimana dengan banyaknya partai politik yang gembar-gembor memakmurkan petani? Rasanya kok idem dito. Mereka hanya mencari simpati para petani, agar dalam pemilihan umum mendatang suaranya disumbangkan. Sebab itikad baik itu selama ini cuma di mulut. Belum ada tanda-tanda memperjuangkan kesulitan yang dihadapi petani.

Petani memang kaum lemah. Dia harus diselamatkan dari jerat yang terus melilitnya. Tapi siapa? Toh semuanya selalu mencari keuntungan finansial dan keuntungan secara politik?

Keterangan Penulis: Djoko Su'ud Sukahar, pemerhati budaya, tinggal di Jakarta.(iy/iy)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Puasa Untuk Kesehatan Jasmani, Rohani dan Sosial

Marhaban Yaa Ramadhan 1429 H

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah swt. telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat terdahulu. bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu:
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah swt. telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat terdahulu.

ada yang praktek puasa setiap hari dengan maksud menambah pahala. Ada juga Puasa bicara, yakni praktek puasa kaum Yahudi. Kemudian Puasa bertapa, seperti puasa yang dilakukan oleh pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi. Dan puasa kaum-kaum lainnya yang mempunyai cara dan kriteria yang telah ditentukan oleh masing-masing kaum tersebut.
Sedang kewajiban puasa dalam Islam, orang akan tahu bahwa ia mempunyai aturan yang tengah-tengah yang berbeda dari puasa kaum sebelumnya baik dalam tata cara dan waktu pelaksanaan. Tidak terlalu ketat sehingga memberatkan kaum muslimin, juga tidak terlalu longgar sehingga mengabaikan aspek kejiwaan. Hal mana telah menunjukkan keluwesan Islam.

Secara etimologi, puasa berarti menahan, baik menahan makan, minum, bicara dan perbuatan. Sedangkan secara terminologi, puasa adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan disertai niat berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenamnya matahari dengan memakai niat tertentu. Puasa Ramadhan wajib dilakukan, adakalanya karena telah melihat hitungan Sya’ban telah sempurna 30 hari penuh atau dengan melihat bulan pada malam tanggal 30 Sya’ban. Sesuai dengan hadits Nabi saw. “Berpuasalah dengan karena kamu telah melihat bulan (ru’yat), dan berbukalah dengan berdasar ru’yat pula. Jika bulan tertutup mendung, maka genapkanlah Sya’ban menjadi 30 hari.”

yang menjadi parameter antara sah atau rusaknya puasa seseorang.
Pertama, Nilai Formal yaitu yang berlaku dalam perspektif ini puasa hanya tinjau dari segi menahan lapar, haus dan birahi. Maka menurut nilai ini, seseorang telah dikatakan berpuasa apabila dia tidak makan, minum dan melakukan hubungan seksual mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Padahal Rasulullah SAW telah memberikan warning terhadap umat muslim melalui sebuah haditnya yang berbunyi :
“Banyak orang yang puasa mereka tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya rasa lapar dan haus saja”. H.R. bukhari.
Dari hadits tersebut kita dapat mengetahui bahwa hakekat atau esensi puasa tidak hanya menahan rasa lapar, haus dan gairah birahi saja, melainkan dalam puasa terkandung berbagai aturan, makna dan faedah yang mesti diikuti.
Kedua, Nilai Fungsional yaitu yang menjadi parameter sah atau rusaknya puasa seseorang ditinjau dari segi fungsinya. Adapun fungsinya yaitu untuk menjadikan manusia bertakwa (laa’lakum tattaqun). QS. Al-Baqarah 183
Kemudian menurut nilai ini, puasa seseorang sah dan tidak rusak apabila orang tesebut dapat mencapai kualitas ketakwaan terhadap Allah SWT.

Kadar takwa tersebut terefleksi dalam tingkah laku, yakni melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Al-Baqarah ayat 185 : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”. Ayat ini menjelaskan alasan yang melatarbelakangi mengapa puasa diwajibkan di bulan Ramadhan, tidak di bulan yang lain. Allah mengisyaratkan hikmah puasa bulan Ramadhan, yaitu karena Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan yang diistimewakan Allah dengan dengan menurunkan mukjizat terbesar di dalamnya, yaitu al-Qur’an al-Karim yang akan menunjukan manusia ke jalan yang lurus. Ramadhan juga merupakan pengobat hati, rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan sebagai pembersih hati serta penenang jiwa-raga. Inilah nikmat terbesar dan teragung. Maka wajib bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk bersyukur kepada Sang Pemberi Nikmat tiap pagi dan sore.

Pendekatan kesehatan, mengapa kita perlu berpuasa?
Bagi Kesehatan Fisik
Umat Islam tidak berpuasa karena alasan manfaat puasa bagi kesehatan. Padahal sejak lama, puasa dijadikan semacam terapi bagi mereka yang bermasalah dalam hal kelebihan berat badan. Dengan berpuasa, kerja alat-alat pencernaan diistirahatkan. Berpuasa mempunyai efek yang banyak berlawanan dibandingkan jika seseorang melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badannya. pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.
puasanya umat Islam di bulan Ramadhan sangat berbeda dengan perencanaan diet. Puasa Ramadhan tidak mengurangi asupan gizi dan kalori, cuma kadarnya sedikit lebih rendah dari kebutuhan nutrisi yang normal. Selain itu, orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, masih bisa menyantap setiap jenis makanan, sementara mereka yang berpuasa untuk diet, hanya boleh makan makanan tertentu. Faktor lainnya yang membuat puasa Ramadhan menyehatkan adalah, mereka yang berpuasa melakukannya dengan sukarela dan hati yang ikhlas, bukan karena resep atau anjuran dari dokter.

Ramadhan adalah bulan pengendalian dan pelatihan terhadap diri sendiri, dengan harapan pengendalian dan pelatihan ini akan terus berlanjut meski bulan Ramadhan sudah berakhir. Jika kebiasaan berpuasa dilanjutkan meski bukan pada bulan Ramadhan, apakah untuk keperluan diet atau ibadah, efeknya akan terasa dalam jangka panjang.

pada dasarnya orang yang berpuasa itu hanya melewatkan saat makan siang dan mempercepat waktu makan pagi. Orang yang berpuasa juga hanya tidak minum selama 8 sampai 10 jam dan itu tidak membahayakan kesehatan dan tidak menyebabkan dehidrasi yang buruk bagi tubuh manusia. Sebaliknya, dehidrasi ringan dan penyimpanan air dalam tubuh bisa meningkatkan kesempatan hidup.
Dampak positif lainnya bagi tubuh, puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kegemukan dan darah tinggi.
Dalam kondisi tertentu, seorang pasien bahkan dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung koroner dan batu ginjal.
Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit terutamanya kegendutan yang menyebabkan timbulnya sub penyakit lain. Maka puasalah satu-satunya cara yang dapat memelihara anggota badan daripada semua penyakit kerana melaluinya unsur-unsur racun di dalam makanan dapat dinetralkan setelah berpadu di antara satu sama lain. Sesungguhnya kesan lapar di dalam perubatan adalah lebih baik daripada penggunaan obat.

penyakit-penyakit seperti tekanan darah tinggi, pertambahan lemak dan peningkatan gula dalam darah amat mudah menyerang dan melemahkan kekuatan badan individu tersebut. Sesungguhnya tiada obat yang khusus bagi memulihkannya melainkan dengan berpuasa kerana dengan berpuasa terbentuklah suatu sistem yang baru dalam badan yang bertindak mematikan sel-sel lama untuk digantikan dengan sel-sel baru yang lebih baik dan bertenaga.
Ditinjau Dari sudut kesuburan seorang wanita, puasa juga merupakan satu cara yang dapat mengurangkan kesan hormon broloktin yang menyebabkan kemandulan. Kesimpulannya puasa dapat menyehatkan sistem tubuh dan dapat mencegah penyakit-penyakit seperti kencing manis dan kegendutan.

Bagi Kesehatan Psikis
Dari sisi psikis, orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan cenderung merasa tenang dan damai. Setiap orang berusaha untuk menahan amarahnya dan tingkat kejahatan pada bulan Ramadhan biasanya menurun. Umat Islam senantiasa mengingat nasehat Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Jika sesesorang menghujatmu atau menyulut emosimu, katakanlah bahwa saya sedang berpuasa.”
Meningkatnya kualitas psikis inilah yang berkaitan dengan stabilitas gula darah yang lebih baik selama bulan Ramadhan, yang berpengaruh pada perubahan tingkah laku. Begitu juga dengan kebiasaan sholat malam. Sholat bukan hanya bermanfaat bagi penyerapan makanan, tapi juga untuk melepaskan energi. Setiap sholat dengan gerakan-gerakannya yang ringan seseorang melepaskan 10 ekstra kalori. Dengan kombinasi itu, sholat menjadi semacam olahraga yang cukup baik selama Ramadhan. Sama halnya dengan kebiasaan membaca Al-Qur’an, bukan hanya membuat hati dan pikiran tenang, tapi juga bisa menjaga hapalan Al-Qur’an.
Puasa adalah bentuk peribadahan khusus, hubungannya hanya antara Allah SWT dan orang yang bersangkutan. Karena tidak satupun yang selain, Allah dan orang itu sendiri yang tahu apakah ia benar-benar berpuasa.

Bagi Kesehatan Sosial
Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Iran, Irak, Palestina dan sebagainya.Puasa sebagai tradisi agama-agama yang memiliki makna universal harus dijadikan energi positif bagi menguatnya pemahaman multikultural yang disemangati oleh nilai-nilai ketuhanan (rabbaniyah) dan kemanusiaan (insaniyah).
Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS